Art #2
Pelukis Esok Hari
Memulai hari dengan membuka daun jendela
Melepas lelah dan berlalu
Matahari terbit dari balik hatiku
Meraih seberkas sinar yang terpantul kaca
Menyimpannya dalam benak
Udara yang selalu jadi andalan
Jalan yang selalu jadi pijakan
Pohon yang selalu melambai
Bumi yang dikemas atmosfer
Dan awan yang setia berkeliling dunia
Walau siang ini menyakitkan
Cahaya membakar kulit
Panas membakar hati
Bibir mencambuk telinga
Tetapi raga dan jiwa ini tetap tegak
Pertahankan kuas dalam genggaman
Pintu hari masih jauh di depan
Menunggu diriku yang masih bertahan
Bertahan dari angin kencang
Dan aku masih mengingat esok
Dimana seharusnya lebih dari hari ini
Lebih baik, lebih hebat, serta cerah
Walau senja ini dingin
Hujan menyapa kota
Tak ku biarkan kanvas ini terhempas
Membasahi dan menghilangkan
Hak yang seharusnya ku pegang
Ku jaga janjiku dari kilat yang menyambar
Saatnya menutup hari ini
Terbukalah hari esok
Yang mestinya lukisan dan gambaran itu jadi
Gambaran yang selalu diimpikan
Membentuk sebuah kisah masa depan
Kutuliskan semua yang terjadi
Setiap hari, setiap jam
Setiap menit, bahkan setiap detik
Kuulas semua yang kulewati
Dengan melukiskan harapan
Yang ku raih di esok hari
Malam ini
Aku ditemani rembulan
Dihangatkan oleh eloknya bintang-bintang
Melakoni hal yang harus dijalani
Di samping timbunan kertas-kertas
Di sinilah ku berusaha
Melukis masa depan cerah
Menghapus gumpalan awan hitam
Melepas lara di dada
Karena angan kan jadi kenyataan
Memulai hari dengan membuka daun jendela
Melepas lelah dan berlalu
Matahari terbit dari balik hatiku
Meraih seberkas sinar yang terpantul kaca
Menyimpannya dalam benak
Udara yang selalu jadi andalan
Jalan yang selalu jadi pijakan
Pohon yang selalu melambai
Bumi yang dikemas atmosfer
Dan awan yang setia berkeliling dunia
Walau siang ini menyakitkan
Cahaya membakar kulit
Panas membakar hati
Bibir mencambuk telinga
Tetapi raga dan jiwa ini tetap tegak
Pertahankan kuas dalam genggaman
Pintu hari masih jauh di depan
Menunggu diriku yang masih bertahan
Bertahan dari angin kencang
Dan aku masih mengingat esok
Dimana seharusnya lebih dari hari ini
Lebih baik, lebih hebat, serta cerah
Walau senja ini dingin
Hujan menyapa kota
Tak ku biarkan kanvas ini terhempas
Membasahi dan menghilangkan
Hak yang seharusnya ku pegang
Ku jaga janjiku dari kilat yang menyambar
Saatnya menutup hari ini
Terbukalah hari esok
Yang mestinya lukisan dan gambaran itu jadi
Gambaran yang selalu diimpikan
Membentuk sebuah kisah masa depan
Kutuliskan semua yang terjadi
Setiap hari, setiap jam
Setiap menit, bahkan setiap detik
Kuulas semua yang kulewati
Dengan melukiskan harapan
Yang ku raih di esok hari
Malam ini
Aku ditemani rembulan
Dihangatkan oleh eloknya bintang-bintang
Melakoni hal yang harus dijalani
Di samping timbunan kertas-kertas
Di sinilah ku berusaha
Melukis masa depan cerah
Menghapus gumpalan awan hitam
Melepas lara di dada
Karena angan kan jadi kenyataan
Komentar
Posting Komentar